04 April 2006

Kontrol nafas dalam karir

Apakah karir kowe ngos - ngosan bak lari dikejar anjing atau malah mandek mencep ndak gerak meski ada bom meledak di sebelah meja *^(^#$@%$#%

Ada sebuah analogi menarik, dengan memodelkan karir selayaknya sebuah lomba lari.
Jika kita berada di sebuah lari maraton, dengan berpuluh ribu peserta, maka kudu siap secara strategi. Menurut cerita orang - orang Kenya yang terkenal jagoan maraton, nafas adalah kunci dalam maraton. Kita harus start dengan stabil, sebisa mungkin berada di rombongan terdepan, dan sprint di lap terakhir. Jika dikondisikan kita berada di sebuah lingkungan kerja yang seperti itu, kita kurang lebih dituntut untuk bisa mengendalikan kapan harus sprint dan kapan harus move yang relatif stabil.

Jenis kedua adalah lari sprint, di mana track yang dibutuhkan pendek, dan kita dituntut untuk secara konstant lari sekencang - kencangnya. Dalam kondisi ini, kita akan dihajar habis - habisan untuk suatu target karir tertentu, di mana konsentrasi tidak boleh lengah sedikitpun, dan move yang dibuat adalah untuk selalu terdepan.

Ada lagi yang mix up seperti halnya jika kita berada di arena dasa lomba. Kita dihadapkan dengan ragam jenis pekerjaan, di mana sebenarnya kita dituntut untuk punya banyak keahlian. Dan hasil akhir adalah average move terbaik yang kita ambil dari sekian banyak posisi. Sedikit keuntungannya adalah kita tidak perlu expert di semua hal.

Yang paling parah adalah lomba halang rintang trek pendek yang menuntut sprint. Sudah harus jatuh bangun, kudu lari kenceng, ditambah ngos - ngosan. Itu belum memperhitungkan resiko jika loncat nyangkut, atau pas mendarat terpeleset. Di arena ini kita harus ekstra hati - hati dalam menentukan move, keahlian dan konsentrasi mutlak dibutuhkan.

Tapi diluar semua itu, sebenarnya masih beruntung jika kita bisa identifikasi arena apa yang sedang kita hadapi. Sehingga meski ngos - ngosan, effort yang dikeluarkan masih akan dapat terbayar. Namun bagaimana jika kondisinya, sudah format lomba larinya ngga jelas, ditambah dengan adanya buaya, harimau dan anjing di arena. Semoga sih tidak lari terbirit - birit, yang mungkin ngga hanya ngos - ngosan yang didapat, plus bonus terpipis - pipis di celana.


*sebagaimana diinterpretasikan secara bebas dari quote Dr. Reinald Khasali di salah satu radio FM swasta pagi ini.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home