01 March 2006

Usaha kesekian kali itu

Memang sudah sekian kali aku mencoba apply ke perusahaan XYZ itu. Cuman ya mungkin belum rejekinya atau memang bukan jodohnya di situ, sampai sekarang gw masih di sini.

Percobaan pertama kulakukan sekitar 9 tahun yang lalu, dari sekitar 7 orang yang apply ternyata ada 1 temen yg beruntung buat masuk ke sana. 1 tahun kemudian usaha itu kuulang kembali setelah ada iklan besar - besaran di sebuah harian ibukota, dan hasilnya sama dengan usaha pertama.

Percobaan ketiga kulakukan setelah ada seorang teman yang ternyata kebetulan bekerja sebagai HR Staff di XYZ. Kali ini coba kutitipkan dokumen penuh asa itu ke rekan tersebut. Dan setelah itu ternyata berlalu begitu saja, tanpa ada jawaban. Jadi sampai juga akhirnya pada satu kesimpulan bahwa memang belum rejekinya, dan sedikit optimis kuyakinkan diriku sendiri bahwa mungkin nanti gw bakal keterima dengan posisi yang lebih bagus dari itu.

Percobaan ke empat baru kejadian sekitar setahun yang lalu ketika, seorang teman dari Jogja maen ke Jakarta. Dan usut punya usut dia mau psikotest di XYZ. Berbekal selembar iklan harian ibukota lagi, kubuat sebuah aplikasi yang kali ini ditujukan ke sebuah HR konsultan. Yang agak istimewa kali ini aplikasinya gw antar sendiri ke lokasi penyerahan. Cuman karena kirimnya last minute, setelah tidak ada panggilan juga kuanggap waktu saja yang belum berjodoh.

Beberapa bulan kemudian teman yang terakhir psiko kasih kabar kalau dia sudah keterima di XYZ dengan penempatan di satu kota di pulau yang penuh dengan ilegal logging. Dengan penuh semangat, dia support untuk mencoba lagi, dengan dukungan yang diunderline dan bold 'jangan pernah menyerah' heheehe thx bro. Dan kucoba lagi kali itu, yang rupanya XYZ sudah menggunakan HR konsultan yang beda lagi dari sebelumnya. Kali ini gw sudah tidak terlalu berharap, karena bagaimanapun Tuhan yang punya rencana bukan :)

So sampailah hari ini ketika kubuka milist alumni, godaan itu datang dan tentu saja keinginanku terbersit kembali. Ngga ada ruginya, kata itu yang pertama kali terngiang. Dan tertulislah dokumen itu untuk kesekian kalinya, dan penuh semangat kuimelkan lagi. Hidup perlu optimis bukan, dan ikhtiar tentu saja.

Inilah usahaku kesekian kali terhadap XYZ, semoga Tuhan merestui.

*thx mamah atas supportnya