04 May 2006

Business Competition for Dummies

Sederhana saja,

Kompetisi itu tersusun oleh 4C, dan dikastakan menjadi 3 :

Kompetisi 2C
Di sini cuman ada 2 pihak yang terlibat, yaitu COMPANY dan CUSTOMER. Jadi di dunia bisnis di mana kita berada cuman ada kita satu – satunya. Analoginya adalah seperti seandainya saya adalah Tarzan yang hidup di Pulau Bidadari. Saya laki – laki seorang bersama sekian ratus bidadari. Kalo model kompetisinya kaya gini, mau kita ngga mandi 10 hari, mau penampilan kumus – kumus dan bau, wanita (customer) pasti pada berebut si Tarzan tersebut. Joke di perusahaan yang seperti itu, mau Bosnya ‘monyet’, jualan tetep aja laris, wong mereka butuh kok.

Dalam model monopoli tersebut, biasanya budaya karyawan yang berkembang adalah AROGAN. Lihat aja karyawan PLN atau Telkom jaman dulu, cueknya naujubilah.

Kompetisi 3C
Di kasta kedua, sudah ada mahluk yang namanya COMPETITOR. Entah itu kompetitor langsung maupun produk pengganti. Misal kalo EDII kompetitor langsungnya Crimson Logic, sementara yang ga langsung bisa tukang pos, kurir, telepon atau mesin ketik. Pada 3C, hidup COMPANY menuju arah DIFERENSIASI. Bahasa premannya Tampil beda, soalnya ketika di Pulau Bidadari si Tarzan mulai kedatangan saingan Paijo, Rambo dkk. Tarzan mulai harus mandi, dandan agar supaya para bidadari tetep nempel terus, bukannya pada kabur. Dalam hal ini para bidadarilah yang banyak mendapat keuntungan, karena para Tarzan akan berlomba – lomba untuk menjadi yang terbaik. Karena Tarzan terganteng, tergagah, dan terJOZZ lah yang bakal menang. Budaya perusahaan yang muncul adalah MELAYANI.

Kompetisi 4C
Faktor baru dan akhirnya merubah itu semua adalah CHANGE. Ketika kita berada di dunia yang begitu cepat berubah, contoh teknologi. Maka yang terpenting adalah INOVASI. Dalam kondisi ini, mau dulunya sakti ngga mempan bacok, tapi ketika sudah ada bom nuklir, sekali dibom ya ancurr aja. Dulu programmer Cobol sudah canggih banget, sekarang huhuhu … kelaut. Intinya adalah berubah, fleksibel, dan mau belajar. Kalo ngga ya siap – siap digusur, masih banyak Tarzan lain yang lebih canggih dan jago.

Dari kasta – kasta tadi, sebenernya di manakah kita. Mungkin 5 tahun yang lalu kita akan masih dengan gagahnya bilang, ahh ngga ada itu pesaing, mana .. mana. Kita hidup di 2C, tetapi lihatlah sekarang ketika kondisi memaksa kita sekaligus untuk masuk ke 4C. Kita hidup di dunia teknologi yang begitu cepat berubah, di mana bukan lagi yang kuat memakan yang lemah, tapi yang cepat belajar memakan yang ngga mau belajar.


Salah satu solusi yang ditawarkan oleh banyak orang2 gila adalah dengan memperkuat base kompetensi kita. Base Kompetensi adalah kekuatan utama kita untuk bertahan di bisnis yang kita jalankan.

Nah sekarang,
Pertanyaannya adalah sudahkah hal tersebut dilakukan?
Atau kalaupun sudah, apakah sudah dilakukan dengan benar?

Kalau pertanyaan tersebut membuat bingung, atau ahh … sudah banyak yang ngomongin .. buktinya kita masih kuat kok. Jawaban saya cuman satu, mungkin kita harus lebih banyak lagi berdo’a supaya Tuhan ngga mencoba kita dengan cobaan lain yang lebih berat lagi.

*disadur secara bebas dari Mr. Riri Satria